Saya sudah coba membaca banyak quote agar termotivasi. Walau sampai sekarang, masih belum berpengaruh apapun. Ternyata saya memang masih sangat lemah. Lemah dan lelah. Saya tahu masih ada satu kesempatan lagi. Tapi entahlah, saya juga tak terlalu berharap. Takut tersakiti kembali.Dan juga rasanya saya tak lagi bisa berharap. Belum saya temukan jiwa saya yang menggelinding jauh itu.
Kini saya mencoba menemukan beberapa kepingan jiwa. Sulit memang, karena menyusun jiwa jauh lebih sulit daripada menyusun harapan. Kadang saya lelah. Sekian mil saya lalui namun satu kepingan pun belum saya temui. Namun saya tetap berjalan. Tak ada kompas, karena saya sudah tak memercayainya. Saya hanya berjalan ke mana jalan ini akan membawa saya. Ada banyak tikungan tapi saya tetap saja lurus. Meski hati saya mengatakan saya harus berbelok, tapi saya mengabaikannya. Selain jalan yang lurus, saya tak percaya pada hal lainnya lagi.
Saya masih berjalan. Belum berhenti. Walau terus berharap bahwa mungkin mati lebih baik. Tapi sampai sekarang Tuhan tak juga mengirimkan malaikat mautnya. Berarti memang belum saatnya bagi saya. Saya masih akan hidup. Entah sampai kapan. Dan saya akan terus berjalan. Entah sampai mana.
Kini saya mencoba menemukan beberapa kepingan jiwa. Sulit memang, karena menyusun jiwa jauh lebih sulit daripada menyusun harapan. Kadang saya lelah. Sekian mil saya lalui namun satu kepingan pun belum saya temui. Namun saya tetap berjalan. Tak ada kompas, karena saya sudah tak memercayainya. Saya hanya berjalan ke mana jalan ini akan membawa saya. Ada banyak tikungan tapi saya tetap saja lurus. Meski hati saya mengatakan saya harus berbelok, tapi saya mengabaikannya. Selain jalan yang lurus, saya tak percaya pada hal lainnya lagi.
Saya masih berjalan. Belum berhenti. Walau terus berharap bahwa mungkin mati lebih baik. Tapi sampai sekarang Tuhan tak juga mengirimkan malaikat mautnya. Berarti memang belum saatnya bagi saya. Saya masih akan hidup. Entah sampai kapan. Dan saya akan terus berjalan. Entah sampai mana.